PEMAHAMAN LINUX SYSTEM ADMINISTRATOR


LINUX SYSTEM ADMINISTRATOR


BAB 1 - SEJARAH LINUX
1.1  Pendahuluan
Linux saat ini menjadi acuan dalam penggunaannya sebagai sistem operasi server. Nama Linux berasal dari penciptanya, yaitu Linus Torvalds dari Universitas Helsinki, Finlandia yang mengacu pada kernel dari suatu sistem operasi, suatu penamaan yang biasa digunakan untuk mengacu kepada suatu kumpulan lengkap perangkat lunak, yang bersama-sama dengan kernel menyusun suatu sistem operasi yang lengkap.
Untuk masalah penggunaannya, pengguna dapat memilih distribusi-distribusi Linux yang telah dikenal seperti : Redhat, Mandrake, Suse, Debian, Gentoo, Slackware dan lain-lain. Perbedaan antara satu distribusi (distro) yang satu dengan yang lainnya adalah pada masalah program-program yang disertakan dan fungsionalitas pemakaiannya. Akan tetapi tetap menggunakan kernel sama yang masih dikembangkan oleh Linus bersama komunitas programmer.
Satu hal yang tidak mungkin dilupakan dari sistem operasi Linus adalah jika dibandingkan dengan sistem operasi lain, dengan Linus dapat dicapai tingkat fleksibilitas dan kustomisasi maksimum. Karena source code sistem operasi diberikan jadi dapat mengubah, melakukan konfigurasi atau melakukan perluasan bila diperlukan. Banyaknya dokumentasi yang tersedia untuk Linux, membantu pihak pengembang aplikasi serta komunitas pengguna dalam memahami dan meningkatkan kinerja sistem.
1.2  PENGGUNAAN LINUX
Linux selain dapat digunakan untuk kalangan pengguna rumahan (workstation), dimana aplikasi serta tampilannya yang sudah sangat ramah dengan pengguna, untuk skala pengguna yang lebih khusus di server, dapat diklasifikasikan secara sederhana pengimplementasiannya, yaitu :
·         Sebagai server web, baik untuk eksternal (terhubung dalam jaringan internet), maupun internal (intranet). Contoh aplikasi : Apache.
·         Sebagai server email. Contoh aplikasi : Postfix.
·         Berbagai macam aplikasi server seperti FTP dan IRC. Contoh aplikasi : Proftpd.
·         Sebagai server DNS, yang digunakan untuk meresolve nama domain dari LAN internal maupun dalam komunikasi jaringan internet. Contoh aplikasi : Bind.
·         Digunakan dalam sistem Clustering, dimana sumber daya lebih dari satu CPU digabungkan, sehingga tujuan akhirnya adalah membentuk suatu sistem komputer yang lebih kuat dan cepat. Contoh : implementasi beowulf clustering.
·         Interaksi dengan OS lain dilakukan melalui 3 cara : kompatibilitas file dan sistem file, kompatibilitas jaringan, serta emulasi (simulasi) sistem operasi. Contoh aplikasi : Vmware.
·         Memiliki banyak aplikasi pendukung yang powerful, dibuat dengan lisensi GNU. Dalam banyak hal, perangkat lunak gratis dan open source di Linux menyediakan fungsi yang sama dengan aplikasi komersial yang lebih mahal. Contoh aplikasi : Corel.
·         Perkembangannya sangat cepat dan berkesinambungan, karena source codenya didistribusikan bersama paket Linux sehingga semua orang dapat mengembangkannya. Contoh : disertakannya kode sumber.
·         Menyertakan lengkap dengan gratis berbagai macam aplikasi pembangun. Contoh aplikasi : gcc.
·         Memiliki fasilitas Graphical User Interface yang disebut X, memiliki kesamaan dengan Microsoft Windows, tapi lebih fleksibel. Contoh : gnome.
1.3  DISTRO LINUX
Distro berasal dari kata distribution yang artinya sebagai penyebar. Jiika dikaitkan dengan Linux maka penyebaran paket linux. Paket yang dimaksud adalah kumpulan software, instalasi, tampilan beserta konfigurasi yang terkait untuk menjalankan sistem operasi linux. Perbedaan isi paket tersebut yang membuat keunggulan antara distro satu dengan yang lainnya. Bentuk distro dikemas dalam bentuk CD/DVD, terdapat juga versi uji coba dari masing-masing distro yang lebih dikenal dengan sebutan LIVE-CD. Pemilihan sebuah distro biasanya didasarkan pada popularitas atau banyaknya pengguna, kemudahan instalasi dan konfigurasi, tujuan penggunaan, kelengkapan aplikasi, dukungan pengembang, selera pengguna, dan kedaerahan (bahasa, jenis huruf, jenis keyboard, dll) merupakan sedikit pedoman yang dapat digunakan.
1.4  DASAR SISTEM OPERASI LINUX
Jika sistem Linux diinstal, sistem tersebut akan mengandung ratusan aplikasi. Aplikasi-aplikasi seperti ini tergolong sebagai sistem Linux dasar. Aplikasi yang ada di Linux dapat dikategorikan menjadi 2 golongan, yaitu :
1.      Sistem Linux Dasar (basic Linux system)
2.      Produk Pihak Ketiga (third-party product)
Pada implementasinya, Linux dirancang bersifat modular. Ada sejumlah modul aplikasi penyusun sistem Linux untuk tugas yang kompleks. Modul yang tidak diperlukan dapat dihapus sehingga akan memberikan ruang yang lebih luas bagi data. Pemakai juga dapat menambahkan aplikasi-aplikasi terutama aplikasi yang dibutuhkan sistem atau aplikasi yang disediakan pihak ketiga.
1.      Sistem Linux Dasar, terbagi menjadi 3 bagian aplikasi, yaitu :
a.      Utilitas
b.      Shell
c.       Kernel

a.      Utilitas
Utilitas adalah aplikasi bantu diluar shell untuk melakukan tugas tertentu, misalnya untuk mengirimkan email, menyunting dokumen, mencari kata pada dokumen dan memanipulasi file.
Aplikasi
FUNGSI
SSH
Aplikasi jaringan (remote access)
Cat, More
Menampilkan isi dokumen
Vi, Pico
Editor file teks
Lynx
Browser situs berbasis teks
Kaffe, jikes
Emulator Java
Talk, write
Aplikasi percakapan antarpengguna
Gcc
Kompiler bahasa C
Passwd
Mengubah kata kunci dari pengguna

b.      Shell
Shell merupakan aplikasi yang memungkinkan pemakai dapat berkomunikasi dengan komputer. Tugas Shell adalah membaca perintah yang diberikan pemakai dan menerjemahkan perintah tersebut sebagai suatu permintaan dan meneruskannya ke kernel. Pada prompt shell, pemakai memberi perintah dan kemudian shell langsung memberi respon. Setelah itu shell akan menanti perintah lain dari pemakai. Perintah-perintah tersebut dapat disimpan dalam sebuah file teks yang disebut script shell. Penulisan perintah pada file tersebut biasa disebut dengan pemrograman shell. File teks tersebut dapat dieksekusi dan secara otomatis perintah-perintah didalamnya akan dijalankan. Penggunaan aplikasi shell ini sangat bermanfaat untuk mengotomatisasikan tugas-tugas yang bersifat rutin dan mengurangi kesalahan pengoperasian.
Ada beberapa kondisi dimana script shell biasa digunakan oleh pengguna, yaitu :
·         Menangani sebuah prosedur yang terdiri dari sejumlah perintah
·         Membuat suatu utilitas yang sangat bermanfaat bagi banyak pemakai
·         Menyederhanakan beberapa perintah yang sering dipergunakan

c.       Kernel
Kernel merupakan aplikasi inti dari sistem Linux. Tugas yang dipegang oleh kernel adalah :
·         Mengendalikan akses terhadap komputer
·         Mengatur memori komputer
·         Memelihara sistem file
·         Mengalokasikan sumber daya komputer diantara pemakai
Kernel melakukan koordinasi fungsi-fungsi internal dari komputer. Bagi pemakai, kernel merupakan mitra kerja yang tidak tampak. Shell dan Kernel merupakan dua komponen pada sistem Linux yang bertindak sebagai perantara antara pemakai dan perangkat keras.
2.      Produk Pihak Ketiga
Selain aplikasi yang tergolong sebagai sistem Linux dasar, banyak pula aplikasi yang dibuat oleh pihak ketiga (bukan pembuat sistem Linux). Untuk kategori ini, terdapat 2 macam aplikasi, yaitu aplikasi yang dikembangkan oleh komunitas dengan lisensi GNU, misalkan OpenOffice dan Apache. Atau terdapat pula aplikasi komersial seperti ORACLE, Main Actor dan sebagainya.
Dukungan dari pihak ketiga ini membuat Linux dapat menembus ke berbagai kalangan, termasuk pada bidang bisnis. Aplikasi seperti Inventory Control, GNUCash dapat diimplementasikan dengan mudah pada Linux, baik dengan Java atau bahkan menggunakan paket jadi (package software).

File Sistem Linux
File sistem merupakan kumpulan file-file pada suatu media penyimpanan dimana mekanisme file-file tersebut diorganisasikan. File sistem Linux tersusun dari sejumlah file dan directory. Puncak dari directory disebut root directory yang memiliki sejumlah cabang yang disebut dengan directory. Directory yang berada tepat dibawah root directory biasanya bersifat standar, yaitu :
·         /bin         : berisi aplikasi-aplikasi executable Linux
·         /dev        : berisi seluruh piranti sistem
·         /tmp       : tempat untuk file-file yang bersifat sementara
·         /home    : directory kerja bagi pengguna (home directory).
Setiap directory yang berada didalam directory yang lain (parent directory) disebut sebagai subdirectory (child directory)

BAB 2 – MEMULAI DENGAN DEBIAN ETCH 4.0
2.1  Pendahuluan
Debian Linux merupakan distro yang sangan dinamis, hasil dari usaha para sukarelawan untuk membuat distro dengan kualitas tinggi dan nonkomersil. Hal ini diperkuat dengan situsnya www.debian.org yang terlihat jelas bahwa distro ini tidak mengedepankan aspek komersil. Keunggulan menggunakan Debian adalah mudah diupgrade, depedensi paket didefinisikan dengan baik, dan dikembangkan secara terbuka, merupakan satu-satunya distro yang dikembangkan bersama-sama melalui internet dengan lebih dari 400 pengelola, paket menggarap lebih dari 1500 paket dalam mengembangkan Debian.
Sejarah Distro Debian dimulai tanggal 6 Agustus 1993 oleh Ian Murdock, yang pada waktu lalu merupakan mahasiswa ilmu komputer di Purdue University. Untuk nama Debian sendiri mempunyai cerita yang menarik karena diambil pula dari nama istrinya, Debra. Visi dan Misi yang dituangkan dalam Debian Manifesto oleh penciptanya menggambarkan mengenai konsep distribusi dari sistem operasi LINUX yang bersifat bebas dan terbuka, dengan tingkat pengembangan yang tidak terlepas dari ketentuan yang telah ditetapkan oleh Linux serta GNU. Sebagai distro yang tidak bersifat komersial, Debian mengalami masa perkembangan dan rilis ke komunitas dalam jangka waktu yang lebih lama apabila dibandingkan dengan distro yang lain.
Debian merupakan distro favorit yang menghadirkan kombinasi antara kemudahan, dukungan dari komunitas, serta tersedia fitur upgrade aplikasi secara online yang dapat diakses dari seluruh penjuru dunia terutama bagi administrator system yang menjadi pengguna setia sistem operasi ini.
2.2  Tahap Instalasi
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diikuti untuk memulai Debian Sarge 4.0 :
·         Siapkan DVD1 dan DVD instalasi. Lakukan proses booting komputer yang mana bios telah dikonfigurasi untuk dapat booting melalui perangkat cd/dvd. Kemudian setelah berhasil booting, pengguna dapat membaca manual atau melakukan opsi-opsi spesifik sesuai kebutuhan dengan menekan tombol F1-F6 pada keyboard. Untuk melanjutkan proses, tekan tombol Enter untuk memulai instalasi.
·         Kemudian pengguna harus melakukan pemilihan bahasa yang akan digunakan selama proses instalasi serta pada waktu sistem digunakan. Arahkan tombol panah pada keyboard untuk melakukan pemilihan, kemudian tekan Enter untuk melanjutkan proses.
·         Kemudian pilih negara/region sesuai dengan lokasi penginstalan. Hal ini berpengaruh kepada pemilihan zona waktu pada sistem. Selanjutnya tekan tombol Enter untuk ke proses selanjutnya.
·         Selanjutnya pilih Indonesia, sebagai negara dimana pengguna melakukan instalasi sistem Debian. Tekan tombol Enter untuk melanjutkan proses.
·         Pilih keyboard layout yang sesuai dengan tipe keyboard yang digunakan.
·         Tahapan instalasi selanjutnya akan melakukan pemanggilan komponen pendukung yang akan digunakan selama proses. Aplikasi-aplikasi mendasar yang akan digunakan selama proses instalasi antara lain adalah pengenalan fitur kartu jaringan, partisi hardisk dan boot loader.
·         Proses instalasi akan mengenali apakah komputer/laptop yang sedang melakukan proses instalasi ini terhubung pada suatu jaringan yang mendukung pemberian nomer IP secara otomatis (DHCP). Butuh beberapa saat ketika sistem menelusuri hubungan tersebut. Apabila pengguna ingin membatalkan proses, pilih opsi Cancel dan tekan tombol Enter. Jika tidak, biarkan sistem bekerja otomatis.
·         Ketika pengenalan jaringan secara DHCP tidak terdeteksi, maka akan memunculkan pesan error. Apabila komputer/laptop sebenarnya terkoneksi pada suatu jaringan yang mendukung DHCP tetapi mendapatkan pesan error maka perlu dilakukan pengecekan terhadap perangkat keras, kabel, maupun koneksi ke server. Tetapi apabila pada komputer tersebut memang tidak terhubung ke jaringan, pengguna dapat melanjutkan ke proses selanjutnya dengan memilih opsi Continue dan kemudian menekan tombol Enter.
·         Pengguna dapat pula melakukan konfigurasi jaringan secara manual, dengan memilih opsi “Configure network manually”. Apabila tidak ingin melakukan pengesetan jaringan, maka pilih opsi “Do not configure the network at this time”. Konfigurasi jaringan ini bisa juga dilakukan setelah proses instalasi.
·         Dalam melakukan konfigurasi jaringan secara manual, pengguna harus menyiapkan terlebih dahulu data-data yang digunakan sebagai masukan. Contoh konfigurasi :
-          IP Address                     :  192.168.1.1
-          Netmask                       :  255.255.255.0
-          Gateway                       :  192.168.1.1
-          Name Server Address   :  192.168.1.1
-          Hostname                     :  deb.apedie.com
Pada langkah diatas, pengguna diharuskan untuk menambahkan IP Address yang sesuai. Masukkan informasi seperti yang telah diberikan sebelumnya.
·         Masukkan informasi Netmask seperti yang telah dicontohkan sebelumnya.
·         Masukkan informasi mengenai Gateway yang sesuai.
·         Langkah berikutnya masukkan nomor IP dari Name Server atau DNS Server yang sesuai. Pengguna dapat pula mengikuti contoh konfigurasi yang telah disediakan, yang artinya name server akan merujuk ke dirinya sendiri. Apabila pada jaringan terdapat Server DNS, maka pada bagian ini dimasukkan nomor IP dari server tersebut.
·         Kemudian berikan informasi kepada sistem mengenai nama host yang akan digunakan oleh komputer/laptop, contoh : deb.apedie.com. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dari instalasi dan sifatnya disesuaikan dengan peraturan penamaan yang berlaku di institusi masing-masing.
·         Salah satu bagian penting dari proses instalasi adalah pemilihan partisi. Seringkali pengguna pemula salah memilih opsi, yaitu menggunakan partisi harddisk secara keseluruhan dan membuat hilangnya partisi utama (sistem operasi lain dan data). Saran yang baik adalah dengan memilih opsi manual sehingga pengguna dapat melakukan konfigurasi yang mengacu pada step by step pada partisi yang telah disiapkan sebelumnya, atau pada harddisk yang masih kosong. Pada bahasan ini, akan menggunakan asumsi bahwa harddisk komputer yang digunakan masih kosong. Tekan tombol Enter untuk melanjutkan proses.
·         Tahap selanjutnya adalah pemilihan harddisk yang akan digunakan untuk instalasi sistem Debian. Aktifkan pemilihan terhadap harddisk kemudian tekan tombol Enter untuk melanjutkan proses.
·         Setelah memilih device, tahap selanjutnya adalah membuat partisi baru. Pilih opsi “Yes”, dan selanjutnya tekan tombol Enter untuk melanjutkan proses.
·         Arahkan pilihan terhadap partisi kosong untuk melakukan modifikasi konfigurasi (file sistem, mount point, dll) lalu tekan tombol Enter untuk melanjutkan proses.
·         Dari space kosong pada partisi harddisk tersebut, pengguna kemudian membuat partisi baru. Caranya adalah dengan membuat space manual dengan memilih opsi pertama atau dengan memilih proses secara otomatis pada opsi kedua. Pada bahasan ini digunakan cara yang pertama.
·         Pembuatan partisi pertama yaitu untuk sistem atau root (/). Kemudian untuk space yang lain digunakan untuk partisi home dan partisi swap. Dari ukuran partisi kosong yang sebesar 8GB, maka digunakan untuk sistem sekitar 80% nya, yaitu 6GB. Tetapi hal ini bukan menjadi patokan, karena tahap pembuatan partisi dalam sistem linux akan berbeda antara satu administrator dengan administrator yang lain, sehingga contoh konfigurasi pada bahasan ini hanya menjadi salah satu saran. Untuk ukuran lengkap dari pemartisian sebagai berikut :
-          /root       : 6GB
-          /home    : 1,6GB
-          /swap     : 1GB
·         Setelah selesai memasukkan besar ukuran dari partisi system, maka arahkan ke opsi “Continue”.
·         Untuk partisi system, pilih sebagai primary. Arahkan ke opsi yang sesuai, tekan tombol Enter.
·         Kemudian pengguna perlu memilih untuk penempatan partisi tersebut ke harddisk, apakah akan dibuat pada awal atau akhir dari space yang kosong. Untuk opsi yang dipilih adalah “Beginning”.
·         Kemudian akan tampil informasi proses pembuatan partisi untuk sistem (/) berhasil dilakukan. Proses mounting (mount point) akan secara otomatis menempatkan partisi ini sebagai root. Apabila tidak ada tindakan perubahan terhadap partisi ini, maka pilih opsi “Done setting up the partition”, dan pengguna akan berlanjut ke pembuatan partisi yang kedua untuk menyimpan data, yaitu /home.
·         Lalu akan tampil struktur pada partisi harddisk saat ini, bahwa telah tercipta partisi untuk system (/) dengan ukuran 6GB. Space kosong pada harddisk akan digunakan untuk membentuk partisi penyimpan data (/home) dan juga partisi swap. Arahkan bagian yang aktif pada bagian yang masih bertuliskan “Free Space”. Tekan tombol Enter untuk melanjutkan proses partisi.
·         Lalu tahap selanjutnya sama seperti sebelumnya, yaitu memilih opsi “Create a new partition” untuk membentuk partisi /home.
·         Masukkan informasi ukuran dari partisi yaitu sebesar 1,6GB. Pilih opsi “Continue” untuk ke proses selanjutnya.
·         Untuk partisi kedua dan selanjutknya, pilih tipe Logical.
·         Untuk lokasi penempatan di partisi harddisk, maka partisi yang baru dibuat ini akan ditempatkan mengikuti struktur yang telah ada secara berurutan dari awal, sehingga opsi yang dipilih adalah “Beginning”.
·         Lalu akan tampil informasi bahwa proses penciptaan partisi kedua yang digunakan untuk tempat menyimpan data (/home) berhasil dilakukan. Untuk tipe dari filesystem yang digunakan adalah Extended 3 (Ext3). Sistem instalasi akan secara otomatis mengeset bahwa pratisi kedua ini sebagai /home. Untuk melanjutkan ke pembuatan partisi swap, maka pilih opsi “Done setting up the partition”.
·         Dari sisa partisi yang kosong sebesar 1GB, akan dibuat sebagai partisi swap. Partisi swap sendiri berfungsi sebagai memori sekunder yang akan digunakan oleh sistem operasi, sehingga mendukung memori primer (RAM) dalam memproses aplikasi. Untuk konsep swap ini sama seperti page file pada partisi sistem di sistem operasi buatan Microsoft.
·         Terdapat beberapa acuan dalam menentukan ukuran dari partisi swap ini. Acuan pertama adalah ukuran dari swap adalah 2x dari memori utama. Hal ini dapat dibenarkan apabila ukuran memori fisik yang terpasang < 512 MB. Satu hal kemudian menjadi pertanyaan, bagaimana bila ukuran memori fisik yang terpasang lebih besar atau sama dengan 512 MB? Salah satu saran yang dapat digunakan adalah dengan melakukan pengesetan ukuran swap sebesar 512 MB. Karena dalam prakteknya, selama sistem operasi aktif, penggunaan swap tidak terlalu krusial yang akan menghabiskan resource, yang dikarenakan manajemen memori di Linux dapat mengoptimalkan penggunaan ruang memori fisik dengan baik, terkecuali pada sistem komputer server yang memberikan layanan yang begitu aktif dan besar.
·         Pada bahasan ini, penggunaan ukuran sebesar 1 GB menjadi relative sesuai dengan kebutuhan. Tekan tombol Enter untuk melanjutkan proses pembuatan partisi swap.
·         Untuk membuat partisi, pengguna memilih opsi ”Create a new partition”, dan selanjutnya tekan tombol Enter untuk mengeksekusi perintah tersebut.
·         Memberikan informasi ukuran dari partisi swap. Kemudian pilih opsi “Continue” untuk melanjutkan proses.
·         Memilih tipe logical untuk partisi swap.
·         Partisi yang baru dibuat tersebut secara otomatis akan diset sebagai /usr. Akan tetapi tujuan awalnya adalah pembuatan partisi swap. Untuk melakukan perubahan, pengguna memilih bagian “Use as”, untuk melakukan perubahan file system yang akan digunakan. Tekan tombol Enter untuk melanjutkan proses pembuatan partisi swap.
·         Memilih tipe partisi, yaitu sebagai swap area.
·         Selesai melakukan pengesetan partisi sebagai swap, terlihat pada bagian Use as : swap area. Kemudian untuk mengakhiri proses pembuatan swap area, pilih opsi “Done setting up the partition”.
·         Bagian akhir dari kegiatan pemartisian harddisk. Pada bagian informasi mengenai status dari partisi yang terdapat di harddisk saat ini akan terlihat pada bagian tengah dari layar. Telah tercipta 3 buah partisi, yaitu system (/), home dan swap. Untuk mengakhiri proses, pilih opsi “Finish partitioning and write changes to disk”.
·         Kemudian akan ada permintaan konfirmasi dari pengguna mengenai perubahan partisi dari harddisk yang telah dilakukan. Apabila tidak ada perubahan kembali terhadap konfigurasi tersebut, maka pengguna dapat memilih opsi “Yes”. Tekan tombol Enter untuk melanjutkan proses.
·         Tahapan selanjutnya adalah pemilihan zona waktu yang sesuai dengan lokasi keberadaan dari pengguna. Untuk wilayah Indonesia, hanya 3 zona waktu yang dikenali. Untuk lokasi dengan Waktu Indonesia Barat, dapat memilih kota Jakarta atau Pontianak sebagai acuan zona waktu (GMT +7).
·         Kemudian pengesetan kata kunci account root atau system administrator. Karena memiliki priviledge yang tidak terbatas, penggunaan kata kunci yang baik dan tidak mudah ditebak menjadi keharusan yang akan menyulitkan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab yang melakukan pengaksesan secara ilegal kedalam sistem tersebut. Kombinasi antara huruf, angka dan tanda baca dapat dijadikan situasi yang baik. Dipastikan pula bahwa kata kunci tersebut tidak merupakan kata-kata yang berhubungan dengan kebiasaan atau hal-hal yang berhubungan dengan keseharian dari pengguna, misalkan nomor HP, tanggal lahir, dll.
·         Langkah selanjutnya melakukan pengulangan kata kunci yang digunakan. Hal ini sebagai konfirmasi kepada pengguna agar memberikan informasi yang tepat. Pilih opsi Continue untuk ke proses selanjutnya.
·         Sistem Linux akan otomatis meminta pengguna membuat satu account yang ditempatkan sebagai pengguna biasa. Levelnya berada dibawah root sehingga kegiatan administrasi sistem, pengguna dapat menggunakan account ini. Diperlukan informasi terkait account untuk memasukkan informasi Full name dari pengguna baru tersebut. Pilih opsi Continue untuk melanjutkan proses instalasi.
·         Selanjutnya pengguna diminta untuk membuat user name yang akan digunakan sebagai account login ke sistem.
·         Mengeset kata kunci pada account baru tersebut. Pemilihan karakter yang baik seperti halnya pada account administrator menjadi acuan yang sama pada bagian ini, lalu akan diminta konfirmasi password.
·         Tahapan selanjutnya adalah memulai proses instalasi aplikasi-aplikasi dasar dari sistem Linux Debian.
·         Tahapan selanjutnya mengenali server repository atau server penyedia paket-paket aplikasi tambahan diluar paket aplikasi yang sudah disertakan didalam dvd instalasi. Jika tidak terhubung dalam suatu jaringan, opsi yang dipilih adalah “No”.
·         Dikarenakan komputer/laptop tidak terhubung ke jaringan internet, maka akan muncul pesan kesalahan dilayar pengguna. Jika pengguna ingin melakukan update security setelah sistem selesai diinstal, maka dapat melakukan konfigurasi ke file /etc/apt/sources.list. pilih opsi “Continue”, dan tekan tombol Enter untuk melanjutkan proses instalasi.
·         Tahapan selanjutnya, pengguna ditanya apakah ingin berpartisipasi dalam kegiatan survey terhadap penggunaan distribusi Debian kepada pihak developer. Jika tidak, pilih opsi “No”.
·         Pemilihan paket aplikasi yang otomatis diinstal. Contoh, pengguna melakukan instalasi Desktop Environment, yaitu instalasi mode GUI (secara default adalah Gnome), serta aplikasi standar dari suatu sistem Debian. Pengguna secara manual memilih mengaktifkan paket-paket lain dengan menggunakan tombol panah dan spasi untuk memilih. Lalu pilih Continue untuk melanjutkan instalasi.
·         Setelah pemilihan paket aplikasi pada tahapan sebelumnya, kemudian sistem melakukan penginstalan aplikasi-aplikasi tersebut.
·         Karena pada pemilihan paket, pengguna mengaktifkan opsi Desktop Environment, maka aplikasi akan secara otomatis meminta pengguna melakukan konfigurasi terhadap resolusi layer yang akan didukung oleh sistem. Hal ini tentu saja tergantung dari vga card serta layar monitor atau LCD yang digunakan. Pilih opsi Continue untuk langkah instalasi selanjutnya.
·         Tahapan selanjutnya meminta konfirmasi ke pengguna untuk lokasi pemasangan boot loader GRUB pada harddisk. Bagian ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna apakah boot loader tersebut ingin dipasang disektor awal (Master Boot Record) atau partisi dimana sistem diinstal. Untuk memudahkan pengguna dalam melakukan konfigurasi, maka dapat dipilih opsi untuk menginstal pada Master Boot Record (MBR). Arahkan ke opsi Yes untuk mengeksekusi proses pemasangan boot loader.
·         Proses instalasi selesai.

2.3  Penggunaan Debian
Secara keseluruhan, untuk pengguna yang telah terbiasa dengan Graphical User Interface dari linux akan dibawa untuk mengadministrasi sistem dalam modus tampilan Gnome, dan ini pada beberapa distribusi Linux akan otomatis memilih GUI yang sama. Apabila pengguna ingin menggunakan GUI yang berbeda seperti halnya KDE, dapat mengaktifkan atau menginstalnya setelah sistem digunakan.
·         Tampilan pertama merupakan visualisasi dari boot loader GRUB yang memunculkan pilihan bahwa pengguna dapat memilih untuk masuk ke sistem operasi Linux Debian dengan mode lengkap, atau single-user mode. Beda antara pilihan yang pertama (mode lengkap) dengan pilihan kedua (single-user) adalah pada mode lengkap, sistem akan mengaktifkan semua fitur dan layanan dari aplikasi, sedangkan pada mode single-user, dipilih ketika pengguna ingin melakukan tindakan penanganan ke sistem secara cepat seperti ketika terjadi kerusakan atau keadaan darurat. Untuk mode single-user ini perlu dipertimbangkan untuk dinonaktifkan pilihannya (melalui modifikasi konfigurasi pada file /boot/grub/menu.lst).
·         Pengguna dapat memilih opsi yang pertama, yang menginformasikan bahwa kernel yang digunakan adalah versi 2.6.18, yang mendukung untuk bekerja secara spesifik pada komputer dengan platform x86.
·         Proses booting sistem operasi yang memperlihatkan secara jelas pengaktifan fitur aplikasi serta pengenalan perangkat keras yang terpasang pada komputer/laptop.
·         Setelah menunggu beberapa saat, proses booting selesai. Kemudian memunculkan GUI untuk login di layar pengguna. Masukkan informasi user name dan password yang sesuai seperti yang sebelumnya telah dibuat pada waktu proses instalasi.
·         Pengguna selanjutnya dapat bereksplorasi lebih jauh dengan mencoba secara langsung aplikasi-aplikasi yang telah terinstal.

BAB 3 – MEMULAI DENGAN UBUNTU 7.0.4 (Feisty Fawn)
3.1  Pendahuluan
Ubuntu menyediakan sistem yang berdasarkan pada Debian dengan frekuensi rilis yang teratur, ketersediaan dukungan untuk pengguna perusahaan dan tampilan desktop yang lebih dipertimbangkan. Ubuntu melakukan penyebaran dengan cara yang hampir sama dengan Debian dengan selalu rilis disertai aplikasi terbaru berbasis open source.
3.2  Tahap Instalasi
1.      Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan CD instalasi Ubuntu yang dapat diperoleh dari situs resmi ubuntu dengan cara unduh pada alamat http://www.ubuntu.com. Komputer sebaiknya berada dalam mode booting dari CD, sehingga langsung dapat melakukan proses instalasi.
2.      Akan muncul tampilan ketika CD berhasil dijalankan, untuk melanjutkan pilih opsi “install to the harddisk”. Terdapat beberapa opsi lain, salah satunya adalah “rescue a broken system” yang dapat digunakan apabila pengguna mengalami kerusakan pada sistem ataupun boot loader.
3.      Proses instalasi akan dimulai, untuk itu pengguna perlu memilih bahasa yang akan digunakan sebagai pengantar dalam instalasi. Secara standar akan menunjuk Bahasa Inggris.
4.      Kemudian pengguna perlu memilih lokasi yang diinginkan. Hal ini sebenarnya tidak wajib sesuai dengan lokasi keberadaan pengguna, tapi akan berpengaruh pada waktu penggunaan GMT pada sistem. Apabila setelah proses instalasi pengguna ingin melakukan perubahan, ubuntu juga mengakomodasi hal tersebut.
5.      Dilanjutkan dengan pendeteksian keyboard layout. Hal ini disesuaikan dengan karakteristik yang biasa digunakan oleh pengguna.
6.      Setelah itu sistem akan melakukan pengecekan terhadap paket-paket yang tersedia pada CD instalasi, dan dilanjutkan dengan pendeteksian apakah pada computer terdapat suatu jaringan komputer yang dapat dihubungi, khususnya DHCP server yang berfungsi memberikan alamat IP secara otomatis.
7.      Mengonfigurasi hostname yang akan digunakan oleh sistem, sebagai identitas nama computer serta domain dari computer. Contoh, pemberian nama server1.
8.      Untuk partisi, pengguna dapat melakukan konfigurasi sesuai dengan contoh dan penjelasan yang terdapat pada bagian instalasi pada Debian. Pada kebanyakan distro Linux, langkah-langkah tersebut adalah sama. Terdapat partisi root (/) untuk penyimpanan sistem yang utama, partisi home (/home) untuk data, serta swap untuk memori virtual.
9.      Melakukan proses format terhadap partisi yang telah dibuat.
10.  Melakukan pengesetan waktu sistem. Pemilihan UTC standar disarankan.
11.  Pembuatan nama pengguna serta password yang digunakan untuk mengakses sistem. Hal berikut adalah perlu diperhatikan terutama masalah keamanan dari password. Sebaiknya kata-kata kunci yang digunakan adalah menggunakan variasi antara huruf, angka, serta tanda baca. Istilah tersebut lebih dikenal sebagai passphrase.
12.  Langkah pemasangan sistem dasar Ubuntu, dengan melakukan pembacaan paket terhadap cd yang terpasang.
13.  Berikutnya lakukan pemilihan instalasi terhadap DNS Server dan LAMP (Linux Apache MySQL, PHP) server, sebagai kebutuhan standar dari pembuatan server yaitu mempunyai nama domain yang dapat dikenali oleh jaringan dan tersedia pada web server yang dilengkapi dengan database server dan scripting server.
14.  Pemasangan boot loader untuk dapat booting kedalam sistem linux (standar dari Ubuntu adalah menggunakan GRUB).
15.  Proses instalasi selesai. Keluarkan CD dari CD-Rom dan pilih “Continue” untuk merestart PC dan masuk ke sistem Linux baru.

BAB 4 – KONSOL EDITOR DI LINUX
4.1  Pendahuluan
Dalam setiap Sistem Operasi selalu tersedia editor text yang berguna untuk memodifikasi konfigurasi ataupun hanya sekadar untuk menyimpan sebuah catatan penting. Linux memiliki banyak editor text, namun yang paling popular untuk digunakan adalah vi (“visual”) dan pico. Kedua editor ini sangat sederhana sehingga fasilitasnya hanya terbatas pada untuk penulisan dan modifikasi text tidak untuk memformat tampilan text.
4.2  Editor VI
Vi merupakan editor berbasis layar berarti teks yang akan disunting ditampilkan dalam sebuah layar dan pengguna dapat menggerakkan kursor pada bagian layer yang ingin diperbaiki. Menggunakan editor Vi untuk pertama kalinya, mungkin akan mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena perintah-perintah pada editor Vi harus dihafalkan.
Editor Vi memiliki 2 mode, yaitu mode perintah (command mode) dan mode penyisipan (insert). Mode penyisipan digunakan untuk melakukan pengetikan teks. Pada saat memulai editor Vi, pengguna langsung berada pada mode perintah. Ada beberapa perintah untuk memasuki mode penyisipan, yang paling sering adalah perintah a dan i. Bila menekan tombol Escape, maka akan kembali ke mode perintah.
Berikut adalah perintah-perintah yang dapat digunakan pada editor Vi.
a.      Manipulasi file
:wq      simpan file dan keluar
:q         keluar dari aplikasi vi
:q!        keluar dari aplikasi vi tanpa menyimpan file
:w        melakukan penyimpanan file

b.      Penghapusan
X          menghapus karakter yang ada di kursor
X          menghapus karakter sebelum kursor
D          menghapus satu baris
D          menghapus mulai baris awal ke posisi kursor
d^        baris dimulai dengan baris pada posisi kursor
<n>dd  menghapus <n> dimulai dari posisi kursor

c.       Copy dan paste
Y                                  copy baris saat ini ke buffer
<n>yy copy <n>           copy baris saat ini ke buffer
P                                  paste isi buffer ke posisi setelah kursor
P                                  paste isi buffer ke posisi sebelum kursor

d.      Perintah cari dan ganti
/<teks>            mencari <teks> setelah kursor
?<teks>            mencari <teks> sebelum kursor
/                       mengulangi pencarian terakhir setelah kursor
?                      mengulangi pencarian terakhir sebelum kursor

e.      Perintah lainnya
U                      Undo perubahan terakhir
CTRL-g             Menampilkan nama file dan baris kursor
Insert               Memulai mengedit (mengetik)

4.3  Editor Pico
Pico merupakan editor text public domain dari University of Washington yang memiliki fasilitas penyuntingan text yang jauh lebih mudah dibandingkan dengan Vi. Setiap fungsi penyuntingan tertera dibagian bawah layar dengan disertai inisial shortcut untuk penggunaannya.
Penggunaan shortcut pada menu yang ada di PICO digunakan kombinasi tombol Ctrl (disingkat dengan tanda ^) diikuti dengan hurufnya. Berikut adalah perintah-perintah yang dapat digunakan pada editor Pico.
-          Untuk Pergerakan Kursor
^F        pindah ke karakter selanjutnya
^B        pindah ke karakter sebelumnya
^P        pindah ke baris sebelumnya
^N        pindah ke baris sesudahnya
^A        pindah ke awal baris
^E        pindah ke akhir baris
^V (F8)             menggulung layar ke bawah
^Y (F7)             menggulung layar ke atas

-          Untuk Pergerakan Kursor
^^                    menandai awal seleksi/blok
^K (F9)             menutup seleksi sekaligus menghapus text yang ada sebelumnya atau menghapus baris
^U (F10)          menampilkan penghapusan atau menghapus penambahan text
^J                     rata tengah paragraf
^I (Tab)            menyisipkan tab
^T                    spelling checker
^C                    mencetak posisi kursor
^W (F6)           pencarian text
^L                    refresh layar
^G (F1)            fasilitas help PICO

-          Untuk Pergerakan Kursor
^X (F2)             keluar dan simpan file
^O (F3)                        simpan file
^R (F5)             membaca file dari posisi kursor tertentu

BAB 5 – DASAR-DASAR MANAJEMEN LINUX
5.1  Pendahuluan
Proses untuk masuk kedalam sistem Linux biasa disebut login. Tujuan login ada 2 yaitu : pertama sistem akan melakukan pengecekan terhadap otorisasi pengguna untuk mengakses sistem, kemudian yang kedua sistem akan melakukan berbagai pengaturan kondisi sesuai dengan pengguna (misalnya jenis shell yang digunakan).
Perintah (command) adalah permintaan terhadap sistem Linux untuk melakukan sesuatu tindakan. Setiap perintah mempunyai aplikasi. Nama aplikasi sesuai dengan nama perintah. Bentuk umum baris perintah (command line) dalam Linux adalah sebagai berikut :
-          Perintah adalah nama aplikasi yang akan dijalankan
-          Pilihan digunakan untuk memberikan pedoman bagaimana aplikasi dijalankan. Suatu pilihan biasa diawali dengan tanda minus (-), diikuti satu atau beberapa karakter (umumnya huruf dan angka). Tetapi ada juga pilihan yang diawali dengan tanda plus (+).
-          Argumen digunakan untuk menentukan data yang akan diproses. Biasanya berupa nama file atau directory.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan penulisan perintah adalah :
-          Karakter spasi diperlukan untuk memisahkan penulisan antara perintah dan pilihan serta antara pilihan dan argument. Antar argument juga memerlukan spasi atau tab sebagai pemisah.
Contoh : echo Halo
5.2  Manajemen File dan Directory
System UNIX mempunyai 3 jenis file, yaitu :
1.      File regular, menyimpan data, aplikasi, sumber dokumen, grafik, aplikasi objek dan sebagainya.
2.      Directory, file yang berisi daftar nama  file dan bilangan inode dari masing-masing file.
3.      File Khusus, file yang umunya menyatakan suatu piranti (perangkat keras)
Dalam sistem linux terdapat home directory dan working directory. Home Directory adalah directory pada saat pengguna telah berhasil melakukan proses login. Pengguna yang memiliki home directory memiliki wewenang terhadap seluruh file yang berada didalamnya seperti menciptakan file/directory, melihat isi file/directory dan menghapus file/directory. Directory kerja merupakan directory dimana setiap kali pengguna berhasil melakukan login maka sistem akan menempatkan home directory sebagai directory kerjanya.
Setiap file termasuk directory memiliki nama path yang unik yang menyatakan letak file atau directory tersebut. Cara untuk menyatakan nama path ada 2 macam, yaitu :
1.      Absolut, cara ini dilakukan selalu dimulai dari root (/). Contoh : /home/ps2616/mydocuments/myfile1
2.      Relatif, cara ini dilakukan dari directory kerja mengarah ke file atau directory yang bersangkutan. Contoh : ../mydocuments/myfile1
Penamaan file/directory pada dasarnya bebas, namun ada beberapa ketentuan, yaitu :
·         Semua karakter selain / (slash) boleh digunakan
·         Beberapa karakter yang sebaiknya tidak digunakan adalah : ?@#$%^&*()[]’”<> spasi tab dan backspace
·         Huruf kecil dan huruf kapital memiliki arti yang berbeda (case-sensitive)
·         Maksimal terdiri dari 14 karakter
·         Jangan menggunakan nama dot (.) dan dot dot (..) sebagai nama file karena nama ini telah memiliki arti khusus.
5.3  Izin Akses Suatu File (File Permission)
Identitas kepemilikan file maupun directory dalam linux dibagi menjadi 3 kelas, yaitu :
1.      Owner      : pengguna yang menciptakan file (pemilik file)
2.      Group       : kelompok
3.      Other       : pengguna diluar owner dan group
Hak akses suatu file merupakan fasilitas sekuriti dalam Linux yang berarti setiap file memiliki informasi untuk mengatur siapa yang berhak untuk membaca, menjalankan atau mengubah file tersebut. Model akses terhadap suatu file dibedakan menjadi 3, yaitu :
1.      Read (r)           : file dapat dibaca
2.      Write (w)         : file dapat dimodifikasi
3.      Execute (x)      : file dapat dieksekusi
Izin akses terhadap suatu file dapat diubah dengan 2 cara yaitu :
1.      Perintah chmod, dilakukan dengan cara :
·         Notasi <u|g|o> digunakan untuk menentukan izin user, group atau user lain yang ingin diubah statusnya
·         Notasi <+/-> digunakan untuk menentukan perubahan yang ingin dilakukan yaitu menambah izin atau menghapus izin
·         Notasi <r|x|w> digunakan untuk menentukan status izin yang ingin ditambahkan/dikurangi, yaitu read (r), execute (x) / write (w)
2.      Metode oktal, membutuhkan 3 bilangan. Bilangan pertama user, bilangan kedua group dan bilangan ketiga user lain.
Bilangan yang mewakili karakter izin adalah :
·         Karakter r diwakili oleh bilangan 4
·         Karakter w diwakili oleh bilangan 2
·         Karakter x diwakili oleh bilangan 1
·         Tanpa izin akses diwakili oleh karakter 0
5.4  Perintah Dasar Linux
Dalam bagian ini dijelaskan dasar-dasar untuk mengelola file (file & directory) dan pengelolaan pengguna/user dalam lingkungan sistem operasi Linux. Perintah dasar ini akan selalu sama dalam semua distro Linux.
1.      Melakukan penambahan pengguna sistem
Perintah ini hanya dapat dilakukan oleh pemilik sistem atau pengguna tertinggi pada hirarki mesin linux yaitu root, dengan tujuan untuk menambahkan user atau account yang baru. Perintah yang digunakan adalah adduser xxxxxxxx.
2.      Melakukan perubahan password
Untuk mengubah password yang telah terdaftar di sistem, administrator dapat mengetikkan perintah passwd xxxxxx
3.      Melakukan Login sebagai pengguna lain
Bila user ID tidak disertakan maka komputer menganggap pengguna ingin login sebagai super user atau root. Bila pengguna bukan root dan user lain itu memiliki password maka pengguna harus memasukkan passwordnya dengan benar. Tapi bila pengguna adalah root, maka pengguna dapat login sebagai user lain tanpa mengetahui password user tersebut. Contoh : su
4.      Penggunaan Multikonsol
Linux mendukung multikonsol yang membuat pengguna memiliki beberapa terminal komputer dalam satu mesin. Sistem yang telah di-install biasanya memiliki 6 konsol untuk mode teks dan 1 konsol untuk X-Window. Jika pengguna sedang berada pada console ke-7 yaitu X-Window, untuk beralih ke console yang menjalankan mode teks dengan menekan tombol CTRL+ALT+F(1..6). Untuk ke mode X-Window, pengguna dapat menekan tombol CTRL+ALT+F7
5.      Melakukan scrolling layar di Linux
Untuk melakukan scroll ke atas, tekan SHIFT+<Page Down> atau sebaliknya tekan tombol SHIFT+<Page Down> untuk scroll ke bawah.
6.      Fasilitas Autocomplete Command
Caranya adalah dengan mengetikkan berk (awalan nama file) kemudian menekan tombol TAB 2x, jika tidak ada file lain yang berawalan “berk” didalam directory/path yang dituju, maka linux akan langsung meneruskannya.
7.      Kembali ke prompt login
Untuk keluar dari prompt shell, menuju ke login prompt pengguna jaringan mengetikkan perintah : exit atau logout
8.      Mematikan atau me-restart mesin Linux
Perintah-perintah untuk mematikan sistem Linux :
·         halt
·         init o
·         shutdown -h now
Untuk keluar dari Linux dan melakukan reboot, jika pengguna berada pada mode teks, dapat langsung menekan tombol CTRL-ALT+DEL ataupun mengetikkan perintah :
·         reboot
·         init 6
9.      Melihat informasi pengakses system
Untuk mengetahui pengguna yang sedang login ke system dapat digunakan perintah finger dan untuk mengetahui informasi detail pengguna yang sedang mengakses system adalah dengan mengetikkan berbagai variasi perintah seperti who, w, woami.
10.  Melihat isi directory dan posisi directory
Perintah yang digunakan adalah ls (list). Terdapat opsi tambahan untuk eksekusi perintah yaitu pilihan -l atau -all yang berguna untuk mengetahui informasi secara lebih detail mengenai file ataupun directory yang dituju. Perintah yang dijalankan adalah :
·         ls
·         ls -l
·         ls -all
11.  Pembuatan directory
Membuat directory pada Linux adalah dengan menggunakan perintah mkdir.
12.  Menciptakan File
Untuk menciptakan file baru yang isinya kosong dapat dengan mengetikkan perintah touch namafilebaru. Variasi perintah lain melalui konsol adalah dengan contoh sebagai berikut  cat > filebaru atau menggunakan utilitas editor standar pada sistem Linux yaitu seperti Vi dan Pico.
13.  Penyalinan (copy) file
Untuk melakukan penyalinan suatu file, tersedia perintah cp dengan cara penggunaannya sebagai berikut :
Cp <file_asli> <file_tujuan/directory>
14.  Penghapusan file dan directory
Sistem Linux menyediakan aplikasi rm yang digunakan ketika pengguna ingin menghapus suatu file atau directory. Format perintah yang diberikan adalah :
rm [opsi] fileyangdihapus
Beberapa opsi standar yang digunakan untuk membantu pengguna dalam menjalankan aplikasi rm sebagai berikut :
·         d -- directory menghapus directory yang ada isinya (hanya root yang memiliki akses)
·         f – force menghapus file tanpa konfirmasi terlebih dahulu
·         r -- R, --recursive menghapus semua isi directory beserta sub-subnya.
15.  Penggantian nama file
Penggantian nama file atau directory dapat dengan menjalankan aplikasi mv. Format perintahnya adalah :
mv <nama_filelama> <nama_filebaru>
16.  Memindahkan file ke directory berbeda
Perintah yang digunakan adalah mv, dengan memberikan penjelasan lengkap pada saat menjalankan aplikasi dengan format :
Mv lokasi/namafile/lokasitujuan/namafile
17.  Mengubah hak akses sewaktu menciptakan file atau directory
Perintah yang digunakan adalah  umask (user creation mask). Penempatan konfigurasi ini diletakkan pada file /etc/profile (berlaku untuk semua pengguna sistem), yang akan dijalankan otomatis saat login kedalam sistem. Pengguna berhak mengatur nilai umasknya sendiri jika dikehendaki.
18.  Kaitan (Links)
Link berarti : pointer atau penunjuk yang menunjuk ke file/inode. Link ini memungkinkan data yang sama dapat digunakan oleh sejumlah pemakai dalam jaringan multiuser. Dan sebuah file dapat dianggap sama dengan file lain tanpa melakukan penyalinan yang tentunya akan memakan banyak ruang media penyimpanan.
Ada 2 macam kategori link, yaitu :
1.      Hard link, yaitu dua file yang menuju pada inode yang sama
2.      Symbolic link, dibuat dengan menyertakan option -s pada perintah In. Pada symbolic link, file target hanya merupakan pointer yang mengarah ke file sumber. Jika file sumber dihapus maka file target juga tidak akan berfungsi lagi karena pada symbolic link, yang mengarah pada inode hanya file sumber.
19.  Pencarian file
Linux menyediakan fasilitas pencarian, yaitu dengan menggunakan perintah find atau whereis. Sintaknya :
Find <directory/path> <expresi>
Contoh : Jika ingin mencari file bernama passwd : find /etc -name pass* -print atau whereis passwd
20.  Perintah WC (Word Count)
Merupakan perintah yang sangat bermanfaat untuk mengetahui jumlah baris, karakter dan kata.
Contoh : wc /etc/passwd
21.  Melihat kapasitas harddisk
Untuk melihat kapasitas spasi yang terpakai dan spasi yang masih kosong, Linux menyediakan perintah df.
22.  Kompresi dan Unkompresi file TAR
Digunakan untuk mengekstrak file dari media seperti tape drive atau harddisk. File arsip sering disebut sebagai file tar.
23.  Perintah Crontab
Dipergunakan untuk menjadwalkan perintah yang dieksekusi pada waktu tertentu secara rutin. Perintah ini membaca data dari standar input dan menyalinnya ke file crontab dengan nama :
/usr/spool/cron/crontabs/namapengguna
File tersebut akan diperiksa dan dieksekusi oleh aplikasi cron, yang merupakan clock daemon dari penjadwalan melalui crontab, at dan batch.
Perintah crontab memiliki 3 opsi, yaitu :
1.      -e, melakukan pengeditan isi dari file crontab
2.      -r, menghapus file crontab
3.      -l, mendaftar isi dari file crontab saat ini

5.5  Pemrograman Shell
Semua sistem operasi memiliki penerjemah perintah/command interpreter yang mana pada Linux dikenal dengan istilah shell. Shell Linux yang umum digunakan saat ini adalah BASH, merupakan pengembangan dari Bourne Shell (Sh), ciptaan Bill Joy dari California University of Berkeley. Jenis shell ini merangkum sejumlah fasilitas yang tersedia pada jenis shell lainnya dan bahkan membuatnya menjadi lebih menarik.
Kelebihan BASH antara lain :
·         Peningkatan kinerja yang lebih baik
·         Fasilitas penyuntingan baris perintah
·         Fasilitas sejarah perintah (history)
·         Fasilitas untuk memanipulasi string
·         Fasilitas aritmatika
Pada prinsipnya semua bentuk pemrograman memiliki logika pemrograman yang sama yaitu :
a.      Sequential, bentuk alur pemrograman yang terurut. Artinya perintah disusun dan dijalankan secara berurutan untuk sebuah penyelesaian.
b.      Conditional, merupakan bentuk alur pemrograman yang dapat menghasilkan kemungkinan alternative penyelesaian.
c.       Looping, merupakan alur pemrograman yang memungkinkan untuk melakukan pengulangan program untuk mencapai suatu penyelesaian

5.5.1  Conditional
Terdapat 2 bentuk penerapan alur conditional ini yaitu dengan menggunakan perintah if dan case.
·         Pernyataan if
Pernyataan if digunakan untuk mengambil keputusan terhadap berbagai kemungkinan alternatif. Dalam pengambilan keputusan terkadang banyak kondisi atau alternatif yang harus dipertimbangkan. Untuk ini dapat dipergunakan struktur if-else secara bertingkat.
·         Pernyataan case
Pernyataan case memiliki fungsi yang sama dengan pernyataan if, yaitu memeriksa suatu ekspresi dan melakukan suatu proses bila ekspresi tersebut bernilai benar, hanya saja pernyataan case memiliki kelebihan yaitu dapat menggunakan wildcards dalam ekspresi yang akan diperiksa.
5.5.2  Looping
Terdapat 3 bentuk penerapan alur looping, yaitu :
·         Pernyataan for…next
Pernyataan perulangan ini umumnya digunakan untuk melakukan perulangan, dimana banyaknya perulangan sudah dapat ditentukan sebelumnya.
·         Pernyataan while
Pernyataan perulangan ini umumnya digunakan untuk melakukan perulangan dengan kondisi tertentu, dimana perulangan akan terus dilakukan dalam blok while selama ekspresi yang menjadi syarat masih dipenuhi (bernilai benar).
·         Pernyataan until
Pernyataan ini gunanya hampir sama dengan pernyataan perulangan while, hanya saja perbedaannya terletak pada proses perulangannya, yaitu perulangan hanya dilakukan jika ekspresi kondisi bernilai salah.
Dalam suatu proses perulangan, kadang pengguna menghendaki untuk menghentikan proses perulangan yang ada. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan perintah break dan continue, dimana perintah break digunakan jika pengguna menghendaki eksekusi perintah selesai, sedangkan perintah continue digunakan jika pengguna menghendaki perintah kembali pada pemeriksaan kondisi perulangan yang sedang berjalan.

BAB 6 – ADMINISTRASI SISTEM
6.1  Pendahuluan
Administrasi sistem Debian tidak terlalu memiliki perbedaan signifikan dengan Ubuntu. Karena distro Ubuntu sendiri merupakan turunannya. Beberapa hal di bab ini adalah bagian yang begitu mencolok perbedaannya, terutama pada bagian repositori sumber ketika pengguna ingin melakukan penginstalan aplikasi tambahan atau melakukan proses update maupun upgrade terhadap sistem.  Bagian tersebut sebenarnya hanya merupakan file konfigurasi penunjuk kepada server penyedia aplikasi. File tersebut berada pada lokasi /etc/apt/sources.list
Lokasi server repositori masih menggunakan server Indonesia, dengan harapan koneksi internet yang digunakan dapat mengoptimalkan lalu lintas data lokal. Pengguna dapat pula melakukan eksplorasi melalui search engine untuk mendapatkan server repositori yang lain, sehingga dapat ditambahkan pada file konfigurasi tersebut sebagai cadangan alamat apabila server repositori utama mengalami gangguan.
Setelah selesai melakukan konfigurasi, pengguna harus memastikan bahwa koneksi jaringan atau internet berjalan dengan baik. Lakukan konfigurasi kartu jaringan, baik secara konsol ataupun menggunakan fasilitas GUI. Cara ataupun isi dari konfigurasi disesuaikan dengan kondisi jaringan dari pengguna, baik itu melakukan inisialisasi nomor IP secara statis seperti yang dicontohkan pada bahasan ini, atau pengguna dapat menggunakan mekanisme DHCP apabila pada jaringan tersebut mendukung pemberian IP secara otomatis. Pada konsol, lakukan perintah dhclient untuk meminta nomor IP ke server DHCP.
Pengguna tidak dapat langsung melakukan perintah instalasi, tetapi harus terlebih dahulu melakukan sinkronisasi daftar paket yang tersedia di paket, sehingga sistem lokal mengenali paket apa saja yang tersedia, dan kemudian membaca ketergantungan paket yang satu dengan yang lain (dependencies).
6.2  Konfigurasi Network
Konfigurasi jaringan mesin Debian dan Ubuntu adalah sama. Agar terhubung internet ataupun jaringan lokal diperlukan konfigurasi terlebih dahulu untuk koneksi jaringan. Dapat dilakukan secara manual (konsol) ataupun GUI.
Berikut adalah langkah konfigurasi melalui konsol, dengan lokasi file konfigurasi terdapat di :
/etc/network/interfaces
Restart service network sehingga konfigurasi baru dapat dikenali oleh sistem, dengan menjalankan perintah berikut :
/etc/init.d/networking restart
Lakukan pengeditan terhadap file hosts untuk penamaan komputer dan pengenalan computer pada sistem jaringan. File yang diedit adalah :
/etc/hosts
Dan diisi dengan contoh konfigurasi sesuai dengan kebutuhan pengguna. Kemudian lanjutkan dengan menjalankan perintah berikut :
Echo me.apedie.com > /etc/hostname
Restart sistem dengan perintah :
reboot
Selanjutnya lakukan perintah berikut untuk melakukan pengecekan nama hostname yang baru.
hostname
hostname -f

6.3  Konfigurasi Repositori dengan DVD atau CD
·         Masukkan cd atau dvd ke cdrom. Kemudian lakukan perintah : apt-cdrom add. Setelah menunggu beberapa saat, pembuatan daftar index dari paket selesai dilakukan.
·         Ulangi langkah diatas untuk setiap koleksi cd atau dvd yang dimiliki.
·         Perubahan pada sistem adalah menambahkan konfigurasi pengenalan cdrom pada file /etc/apt/sources.list
6.4  Konfigurasi Repositori dari File Sumber (.deb)
·         Pengguna mengunduh terlebih dahulu paket-paket terbaru dari internet. Perlu diperhatikan bahwa untuk Debian, penamaan file akan diakhiri dengan ekstensi .deb. Kemudian tempatkan file-file yang telah diunduh tersebut pada satu directory khusus, ditempatkan di dalam directory default dari web server.
·         Pengguna berpindah ke directory default dari web server, yaitu /home/web/, dengan menggunakan perintah : cd/home/web/
·         Pengguna selanjutnya mengubah hak kepemilikan dari directory penyimpan file repositori (/home/web/repo) menjadi www-data, baik itu user maupun group dengan tujuan agar web server dapat diakses oleh pengguna lain.
chown -R www-data:www-data repo/
·         Selanjutnya pengguna mengeset mode akses dari directory repositori tersebut ke mode hak baca kepada group.
chmod -R g+r repo
·         Agar repositori aktif, pengguna harus terlebih dahulu membuat file index paket (yaitu Packages.gz dan Sources.gz), agar server lokal mengenali paket apa saja yang tersedia di server repositori. Perintah yang dikerjakan sebagai berikut :
dpkg-scanpackages repo /dev/null | gzip -9 >repo/Packages.gz
·         Setelah selesai, pengguna dapat menambahkan ke file /etc/apt/sources.list, mengenai alamat dari repositori lokal tersebut.
Deb http: //nomorIPserver_atau_namaserver/ repo/

BAB 7 – WEB SERVER APACHE VERSI 2 DAN DATABASE SERVER MYSQL, POSGRESQL, ORACLE 10GXE
7.1  Pendahuluan
Salah satu perangkat lunak yang dipergunakan secara luas pada sistem operasi Linux adalah Apache webserver. Pengembangannya yang dimulai dari tahun 1995 oleh sekelompok kecil pemrogram yaitu Apache Software Foundation incorporated, tahun 1999 mulai berkonsentrasi untuk mendukung projek Apache HTTP server. Dengan berbasis jumlah pengguna lebih dari 25 juta server diseluruh dunia, membuat Apache HTTP server mempunyai keunggulan dari sisi fleksibilitas dan performansi. Untuk fitur lain yang ditawarkan sebagai berikut :
·         Tingkat stabilitas yang tinggi
·         Aplikasi secara keseluruhan dan modul-modul tambahan bersifat opensource dengan masing-masing lisensi dari aplikasi
·         Bekerja pada berbagai macam platform arsitektur dan sistem operasi
·         Menghadirkan tingkat keamanan yang lebih baik
·         Dapat diintegrasikan dengan berbagai modul seperti PHP, MySQL, yang dapat menambah fungsionalitas dari webserver.
Apache merupakan suatu web server yang dapat dikategorikan sederhana dalam implementasinya. Dan ini sesuai dengan tujuan awalnya sebagai penyedia layanan untuk halaman Internet. Beberapa web server komersial menyediakan berbagai macam fasilitas dalam lingkup web server, tetapi apabila ditelaah lebih lanjut malah akan menimbulkan celah keamanan yang cukup serius. Kesederhanaan dan desain bersifat modular dari server HTTPD Apache membawa sejumlah aspek sekuritas yang tinggi dan hasil survey telah menunjukkan bahwa apabila dilakukan perbandingannya kinerja akan menunjukkan bahwa apabila dilakukan perbandingan kinerja akan menunjukkan banyak hal yang lebih baik.
7.2  Modul Apache
Salah satu bagian penting yang membuat aplikasi server Apache fleksibel dan tinggi fungsionalitas yang tinggi adalah karena dapat dilengkapi dengan tambahan modul. Apache sendiri secara standar disertai berbagai macam modules yang secara otomatis akan di-install. Beberapa contoh modul yang tersedia adalah sebagai berikut :
1.      mod_digest, mengaktifkan layanan autentikasi digest
2.      mod_cgi, menyediakan fasilitas untuk mengeksekusi skrip CGI pada web server
3.      mod_php4 dan mod_php5, fitur berikut ini adalah agar dapat mengeksekusi skrip PHP4 dan PHP5 pada web server
4.      mod_perl, menyediakan fasilitas agar administrator dapat mengaktifkan interpreter Perl kedalam web server apache
5.      mod_aspdotnet, menyediakan antarmuka ASP.NET berbasis layanan Microsoft ASP.NET
6.      mod_ssl, menyediakan figure kriptograpi melalui protocol Secure Socket Layer (SSL) dan Transport Layer Security (TLS)
7.      mod_ssi, mengaktifkan layanan yang mendukung  Server Side Includes (SSI)
8.      mod_auth, modul ini akan mengaktifkan layanan HTTP basic authentication (nama pengguna dan password)
7.3  Instalasi
Berikut ini cara instalasi paket apache2 yang terdapat pada dvd Debian, dengan mode konsol.
1.      Langkah pertama, gunakan aplikasi apt-get untuk menginstal aplikasi
2.      Pengetesan web server dengan menggunakan perintah telnet ke komputer lokal dan ditambahkan dengan nomor port 80
3.      Ketikkan perintah “hello”, maka akan memberikan perintah ke server untuk menampilkan isi dari file utama dan halaman situs standar dari apache2.
4.      Selain melalui konsol, administrator dapat melakukan pengetesan hasil instalasi web server melalui browser, dengan mengetikkan hostname dari computer atau memanggil alamat lokal dari computer, yaitu localhost.
7.4  Pemindahan Lokasi File
Untuk alasan keamanan dan fleksibilitas penggunaan jangka panjang, standar aktivitas yang biasa dilakukan oleh administrator adalah memindahkan lokasi file yang berisi halaman web, yang pada awalnya terdapat di /var/www/, diubah ke lokasi lain yang dirasa aman. Untuk tahap berikut, directory dan file halaman web tersebut akan dipindah ke directory home, dengan asumsi bahwa partisi berdiri sendiri di luar dari partisi sistem (/), lakukan perintah-perintah berikut melalui konsol.
1.      cd/home
perintah ini akan membuat posisi directory dari administrator akan dipindah ke directory/home
2.      mkdir web
perintah ini digunakan untuk membuat directory baru bernama web
3.      cd web
perintah ini untuk melakukan perpindahan directory ke web (apabila dicek menggunakan perintah pwd, maka posisi administrator saat ini berada dilokasi directory/home/web/)
4.      pico index.html
digunakan untuk membuat suatu file html yang baru, dan dinamakan sebagai index.html, nama ini merupakan standar yang digunakan sebagai halaman utama suatu situs internet yang berbasis Apache.
5.      Isi kode html yang digunakan dalam file index.htm adalah sangat sederhana yaitu membuat suatu tampilan yang sangat sederhana.
6.      ls -l
lakukan perintah berikut agar dapat melihat isi dari directory.
7.      Agar dapat diakses dari luar, pastikan bahwa hak aksesnya menjadi seperti ini :
-          Owner, dapat membaca, menulis, execute
-          Group, hanya dapat membaca dan execute
-          Other, hanya dapat membaca dan execute
8.      Setelah file index.htm berhasil dibuat, maka ubahlah owner dan group dari semua file dan directory penyimpannya dengan account standar yaitu www-data yang dapat dilihat dari file konfigurasi apache2.conf. perintah yang digunakan adalah :
chown -R www-data:www-data/home/web
9.      Lakukan perubahan pada konfigurasi file default yang terdapat dilokasi directory /etc/apache2/sites-available/, yaitu pada bagian DocumentRoot dan Directory. Pada konfigurasi standar akan ditempatkan pada /var/www/. Lokasi penggantiannya disesuaikan dengan lokasi directory yang telah dipersiapkan, yaitu /home/web/
10.  Mengnonaktifkan fungsi RedirectMatch dengan menambahkan tanda # dibagian awal baris menjadi seperti berikut :
#RedirectMatch ^8 /apache-default/
Maksud yang ingin dicapai dengan menjalankan perintah tersebut adalah sehingga apabila ada permintaan untuk menampilkan halaman utama dari server, akan langsung memanggil file index.html yang telah dibuat pada langkah sebelumnya.
11.  Secara default, konfigurasi pada Apache2 akan mengaktifkan signature atau informasi mengenai aplikasi server secara terperinci, mulai dari jenis server yang aktif hingga modul-modul yang di-install. Hal ini dapat pengguna lihat pada waktu mengakses melalui browser, dibagian bawah dari halaman. Untuk alasan keamanan, maka pengguna dapat menonaktifkan (dari sebelumnya on) fitur tersebut seperti yang terlihat pada contoh konfigurasi berikut :
Signature off
12.  Menonaktifkan fitur dokumentasi dari Apache2 sehingga dapat diakses melalui browser oleh pengguna. Hal ini dikarenakan alas an keamanan, sehingga pengunjung situs tidak dapat mengetahui aplikasi-aplikasi yang aktif diweb server.

7.5  Penambahan Modul PHP dan MySQL
Penambahan modul PHP dilakukan agar web server dapat mengenali kode PHP yang disertakan dalam pembangunan suatu aplikasi. Untuk mengetahui paket apa saja yang dapat di-install, dapat melalui aplikasi aptitude yang diketikkan melalui mode konsol. Berikut ini akan ditambahkan 10 paket baru antara lain : libapache2-mod-php5, php5-pear, php5, php5-mysql, php5-gd, php5-imap, php5-dev, php5-xml, php5-curl dan libapache2-mod-auth-mysql. Kemudian paket dependensi atau ketergantungannya secara otomatis akan diinstal oleh sistem.
Setelah modul PHP berhasil diintegrasikan kedalam web server maka administrator dapat mencoba untuk mengetes apakah modul tersebut dapat berjalan baik atau tidak. Dengan membuat satu skrip php terlebih dahulu yang diletakkan pada lokasi root web server, yang isinya sebagai berikut :
<? phpinfo() ; ?>
Selanjutnya dan disimpan dengan nama file info.php
Kemudian pada browser ketikkan alamat berikut ini :
http://localhost/info.php

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Data Forgery (Pemalsuan Data)

Konsep Etherchannel,Link Agregasi EtherChannel,Konsep PAgP, dan Konsep LACP Berikut dengan Konfigurasinya